| JAKARTA--MIOL: Kepala Badan Intelijen negara (BIN) Hendropriyono mengakui bahwa pihaknya kini melakukan kerjasama dengan aparat intelijen dari negara-negara Arab, guna meningkatkan koordinasi menghadapi ancaman teroris yang semakin meluas.
"Koordinasi ini menjadi penting guna baik dengan badan intelijen di dalam negeri ataupun di luar negeri, seperti dengan Iran baru-baru ini," kata Henderopriyono usai menjadi keynote speaker dalam seminar intelijen di Universitas Indonesia, Jakarta, Rabu.
Hendropriyono mengemukakan hal itu berkaitan dengan priortas BIN untuk meningkatkan koordinasi dengan lembaga-lembaga intelejen guna menghadapi musuh bersama umat manusia, yaitu terorisme.
Menurut mantan Pangdam Jaya itu, selain dengan Iran kerjasama juga dilakukan dengan negara-negara Asia Tengah, seperti Pakistan, India, juga negara-negara Asia lainnya.
Menjawab pertanyaan masih lemahnya koordinasi antar badan intelijen dalam negeri sehingga membuat Indonesia sasaran empuk bagi kegiatan terorisme, Hendropriyono dnegan diplomatis mengatakan, itu sebabnya menjadi prioritas utama BIN.
"Dengan berkoordinasi maka tidaklah menjadi sulit, justru akan terbentuk sistem yang sama untuk mengatasinya, demikian juga pentingnya koordinasi dengan badan intelijen luar negeri," kata mantan Menteri transmigrasi tersebut.
Sementara itu, dalam pidatonya Hendropriyono mengatakan, kejahatan transnasional sudah merambah Indonesia, seperti kegiatan money loundering atau pencucian uang dan sejumlah aksi teror lainnya di beberapa wilayah Indonesia.
Lebih jauh Kepala BIN itu mengemukakan bahwa munculnya kegiatan teroris di tanah air tidak terlepas dari keberadaan kelopok-kelompok teroris lokal yang keudian bekerjasma dengan terorisme internasional.
"Kalau tidak bekerjasma tidak mungkin muncul aksi teror seperti di Poso, Bali dan lainya," ujar Hendropriyono yang mendorong munculnya sekolah-sekolah intelijen di tanah air. (Ant/O-1)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar